Selasa, 27 Desember 2011

Hati-hati Pola Hidup Konsumtif Menjerat Anda dalam Hutang

Mengelola keuangan dalam rumah tangga gampang-gampang susah. Jika tidak ada rancangan keuangan yang jelas dan terencana bisa berabe. Apalagi bagi ibu rumah tangga yang tidak bekerja, menunggu uang bulanan dari suami pastinya harus hati-hati mengatur pengeluaran. Harus pintar-pintar mensiasati agar belanja cukup sampai akhir bulan.

Pengalaman saya, belajar dari cara hidup ibu-ibu rumahtangga di sekeliling saya. Membuat saya mengerti bahwa sebagai perempuan godaan untuk hidup konsumtif itu sangat banyak. Ada saja yang datang menawarkan dagangannya pada kita, sungguh jika tak bisa menahan diri kantong bisa kempes

Sayangnya banyak diantara kita yang kurang perhitungan untuk membelanjakan uang. Seringkali kita tak tahan dengan rayuan dan hasrat untuk belanja. Biasanya perempuan akan punya pembenaran untuk apa yang dilakukannya terhadap barang yang sudah dibelinya. Misalnya, “ahh, ga apa-apa udah hampir dua bulan lho ga beli baju. Atau “mumpung lagi diskon beli aja deh!” bahkan ada teman-teman yang suka ngomporin, “beli aja, kalau belum perlu sekarang, nanti-nanti juga terpakai kok. Ini barang yang sangat perlu. “ Dan masih banyak lagi alasan pembenaran yang kita buat yang ujung-ujungnya duit keluar juga.

Sebenarnya tidak masalah jika kita punya hobi belanja. Barangkali wajar sifat itu ada pada perempuan. Tetapi kurang perhitungan dalam membelanjakan uang akan fatal akibatnya. Bagi ibu-ibu yang suaminya bekerja tetap mungkin punya banyak tambahan penghasilan di luar gaji. Misalnya bonus tahunan, insentif uang cuti, sebentar lagi ada THR. Uang itu bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat jika kita bisa mengelolanya dengan baik. Tapi juga bisa menjadi sumber bencana jika tak hati-hati memanfaatkannya.

Kesalahan para ibu-ibu biasanya telah membuat hutang duluan sebelum uang-uang bonus itu keluar. Berbagai kredit diambil, dengan harapan nanti pas dapat bonus baru bayar. Pernah suatu kali pengalaman teman saya, sudah membeli sesuatu barang dengan kredit, karena sangat yakin ada bonus yang dinantikan. Tapi sungguh malang ternyata uang bonus yang diharap-harapkan itu tidak kunjung tiba, maka otomatis dia pusing sendiri memikirkan uang untuk membayar tagihan.

Ada lagi yang suka mengambil pinjaman uang dari koperasi atau simpan pinjam. Ketika uang bonus diterima, akhirnya mereka tidak dapat apa-apa lagi. Tidak lagi bisa menikmati uang itu, karena semuanya harus dibayarkan untuk menutup hutang.

Hidup terjerat dalam hutang sungguh sangat tidak menyenangkan. Awalnya mungkin berpikiran tidak apa-apa, karena hanya sedikit. Tetapi lama kelamaan hutang-hutang itu akan menjerat, dan kita sulit untuk keluar dan memebebaskan diri. Maka jadilah hidup hanya gali lobang tutup lobang.

Jika kita bisa hidup tanpa beban hutang pasti akan lebih baik. Jikapun terpaksa harus berhutang bayarkanlah secepatnya. Kemudian tanamkan pada diri tidak akan berhutang lagi. Kecuali hutang anda adalah hutang untuk keperluasan usaha bukan hutang untuk konsumtif mungkin tidak masalah. Sebagai ibu rumah tangga, jabatan kita merangkap sebagai manager keuangan dan akuntan sekaligus. Hati-hatilah mengelola keuangan anda, pola hidup konsumtif bisa menjerumuskan anda masuk dalam lingkaran hutang jika tidak punya perencanaan keuangan yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar